Perjalanan Menuju Kepercayaan Diri: Dari Insecure ke Empowered


    Setiap orang pasti pernah meragukan dan membandingkan dirinya sendiri dengan orang lain. Mungkin itu adalah hal yang wajar bagi beberapa orang. Namun, tahu kah kalian bahwa hal tersebut dapat memberi efek yang buruk untuk diri kalian sendiri bila terus dibiarkan. Ragu dengan kemampuan diri sendiri, membandingkan pencapaian diri sendiri dengan orang lain, merasa tidak pantas untuk siapa-siapa, bahkan merasa jelek karena melihat standar kecantikan yang bertebaran di media sosial merupakan perasaan insecure yang harus diatasi. 


    Insecure adalah kondisi di mana seseorang merasa tidak nyaman akan dirinya sendiri akibat rasa percaya diri yang rendah, perasaan cemas, pesimis, depresi, dan merasa bahwa dirinya selalu salah. Menurut Choosingtherapy dan Harappa.education insecure itu  dibagi menjadi 5 aspek, yaitu: 

  1. Job Insecurity: Biasanya orang-orang seperti ini cenderung merasa tidak kompeten, minder, dan tidak yakin dengan hasil kerja terbaiknya. Job insecurity biasanya melanda orang-orang yang merasa pekerjaannya tidak punya gengsi atau kurang dipandang oleh orang lain, sehingga memiliki perasaan takut diremehkan orang lain.
  2. Financial Insecurity: Kekhawatiran mengenai kondisi keuangan, seperti ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup atau membiayai keluarga. Banyak orang merasa nilai diri mereka tergantung pada pendapatan dan aset yang dimiliki. 
  3. Social Insecurity: Rasa Insecure ini biasanya memiliki ketakutan akan penilaian buruk orang lain tentang kita. Hal ini biasanya terjadi ketika sedang berada di ruang lingkup yang besar atau ketika bertemu dengan orang baru. 
  4. Body Insecurity: Hal ini sering dialami oleh para perempuan karena sering menerima opini-opini tentang standar kecantikan, mulai dari bentu tinggi badan, berat badan, warna kulit, dan lain-lainnya. Banyak orang merasa insecure karena terus-menerus dihakimi secara negatif oleh orang lain. 
  5. Relationship Insecurity: Kekhawatiran dalam hubungan romantis, di mana individu merasa curiga atau cemburu terhadap pasangan. Mereka mungkin selalu berpikir tentang skenario terburuk yang dapat terjadi dalam hubungan tersebut. 

    Lima hal tersebut dapat memicu dampak negatif untuk diri kita sendiri, seperti kamu akan terus merasa bahwa diri kamu itu kurang, kamu merasa bahwa pencapaian kamu ga ada apa-apanya dibandingkan dengan orang lain, kamu bakal merasa bahwa kamu itu ga pantes untuk siapa-siapa, kamu akan merasa bahwa kamu emang pantas untuk diremehkan oleh orang lain, kamu bakal merasa kamu itu jelek dan lain sebagainya. Hal ini nantinya akan memberi efek yang tidak baik untuk diri kamu sendiri, sehingga hal tersebut dapat menurunkan rasa percaya diri kamu dengan apa yang kamu punya. 

    Lalu bagaimana si caranya agar insecure kita dapat berupah menjadi empowered? Jadi, empowered adalah istilah yang merujuk pada kondisi di mana seseorang memiliki pengetahuan, kepercayaan diri, sumber daya, atau kemampuan untuk mengambil keputusan dan melakukan tindakan untuk dirinya sendiri. Dalam konteks ini, seseorang yang empowered merasa memiliki kontrol atas hidupnya dan mampu mengatasi tantangan yang dihadapi.


    Dikutip dari artikel Risma Jayanti dengan judul Dari Insecure Jadi I’m Secure, terdapat enam poin untuk mengatasi rasa insecure yang ada pada diri kita: 

  1. Kenali, Pahami, dan Temukan Sumber Ketidakamanan mu: Tanyakan pada diri kamu sendiri dan beranikan diri untuk menghadapi serta menganalisis pengalaman-pengalaman menyakitkan yang mungkin telah kamu alami. Misalnya, dalam hal apa kamu merasa insecure? Kapan perasaan itu muncul? Apa pengalaman yang mungkin menjadi penyebabnya? Memang tidak mudah untuk memahami hal ini, jadi lakukanlah secara bertahap. Menulis tentang perasaanmu juga bisa membantu memperjelas pemahaman.
  2. Evaluasi Pandanganmu Terhadap Standar Masyarakat dengan Bijaksana: Tidak semua standar masyarakat cocok dengan diri kamu. Oleh karena itu, jangan ragu untuk menetapkan nilai dan standar pribadimu sendiri jika berbeda dari yang umum. Contohnya, standar kecantikan perempuan yang ditetapkan oleh media saat ini sering kali tidak relevan dan tidak seharusnya menentukan siapa diri kamu.
  3. Ubah Pola Pikir Menjadi Lebih Positif Terhadap Diri Sendiri: Perluas perspektifmu saat menilai diri sendiri, terutama terkait hal-hal yang membuatmu merasa insecure. Perkuat niat untuk berubah dan bangun pola pikir yang positif tentang dirimu. Belajarlah untuk mencintai diri sendiri dan biasakan melakukan afirmasi positif setiap hari.
  4. Berhenti Membandingkan Diri dengan Orang Lain: Setiap individu itu unik, dengan tujuan, cara, dan waktu masing-masing. Apakah adil jika kamu hanya menilai seseorang dari sisi baiknya saja? Mereka juga memiliki kekurangan yang tidak kamu ketahui. Bandingkan lah dirimu dengan dirimu sendiri, bukan dengan orang lain, karena membandingkan berbagai aspek diri dengan orang yang berbeda adalah hal yang tidak adil. Ingatlah bahwa tidak ada orang yang sempurna!
  5. Pilih Lingkungan yang Positif dan Mendukung: Lingkungan berperan penting dalam membentuk karakter seseorang. Dalam lingkungan yang positif, kamu akan diterima dan dipahami serta mendapatkan dukungan yang baik untuk kebutuhan psikologis kamu. Teman-teman yang suportif akan membantu perkembanganmu secara optimal. Ingatlah bahwa kamu memiliki kendali untuk memilih siapa saja yang menjadi teman dekatmu!
  6. Terapkan Mindfulness untuk Melatih Kontrol Diri: Ketika menghadapi situasi yang dapat memicu rasa insecure, latihlah diri untuk tidak membiarkan perasaan tersebut menguasai mu. Cobalah lagi dan lagi hingga akhirnya kamu benar-benar bisa mengontrol rasa insecure dengan baik.


    Nah, jadi begitu teman-teman. Aku sendiri emang kadang masih suka merasa insecure, tapi aku selalu ngeyakinin bahwa diri aku bisa, dan aku selalu bilang bahwa setiap proses yang aku lagi jalanin memang ga selalu mulus, tetapi setidaknya aku sudah mencoba dan bisa melawan rasa insecure aku. Dan aku percaya bahwa semakin aku percaya dengan kemampuan yang aku punya, semakin banyak juga peluang-peluang aku untuk terus menjadi lebih hebat, sampe tidak ada lagi rasa insecure yang menggangu pikirin aku bahkan kegiatan aku yang terganggu karena minder duluan.


Sumber:


Alurmei, W. A., Diana, N. H., Tirta, S. M., Azahra, Y. P., & Nasution, I. F. (2024). Rasa Insecure Pada Remaja Terhadap Hubungan Sosialnya. Jurnal Insan Pendidikan dan Sosial Humaniora2(1), 278-285.



ISO 690

1 Komentar

Lebih baru Lebih lama