Pertemanan seharusnya menjadi sumber dukungan, kebahagian, dan pertumbuhan. Namun di dalam setiap pertemanan tidak selalu berjalan dengan mulus dan sesuai dengan yang diharapkan. Terdapat beberapa pertemanan yang justru memberikan dampak negatif bagi kesehatan mental seseorang. Dalam blog ini penulis ingin membahas cara menghadapi toxic friendship yang nantinya dapat membantu pembaca untuk mengetahui bagaimana pertemanan yang sehat dan lebih positif.
Toxic friendship dapat didefinisikan sebagai hubungan pertemanan di mana seseorang sering kali merasa disalahkan, direndahkan, tidak mendapatkan dukungan terhadap pendapatnya, atau bahkan diserang secara verbal. Secara tidak sadar mungkin kita pernah terjebak dalam pertemanan yang toxic, atau mungkin saat ini kamu sedang berada di dalam toxic friendship? Pertemanan yang toxic biasanya dicirikan oleh beberapa hal, seperti sering melanggar batas privasi, kritik berlebihan yang dapat mempengaruhi rasa percaya diri, kurangnya dukungan/apresiasi, egoisme, manipulasi emosional dan sering dipenuhi konflik-konflik kecil yang berujung pada argumen.
Kondisi ini sering kali meninggalkan dampak negatif untuk diri sendiri, baik secara jangka pendek maupun panjang. Adapun efek negatif yang akan dirasakan ketika kamu berada dalam toxic friendship:
- Menguras Emosi Hingga Merasa Depresi dan Cemas: Menurut Gillian Needleman, seorang psikolog klinis di Australia, memiliki teman yang toxic dapat sangat menguras emosi. Hal ini dapat menyebabkan perasaan depresi dan kecemasan, di mana seseorang merasa tidak mampu melakukan hal-hal tertentu dan merasa tidak pernah cukup baik.
- Pesimis dengan Semua Hal: Dalam pertemanan yang toxic, kabar baik sering kali diputarbalikkan menjadi sesuatu yang negatif, mengakibatkan kehilangan rasa optimis. Kondisi ini dapat membuat seseorang merasa tidak pantas untuk merasakan kebahagiaan atas pencapaian mereka.
- Menjadi Tidak Produktif: Rasa pesimis yang terus-menerus dapat menghambat produktivitas. Studi menunjukkan bahwa hubungan yang buruk ini rentan membuat seseorang kehilangan semangat dan gairah untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- Tidak Merasa Bahagia: Toxic friendship dapat menyebabkan ketidakbahagiaan saat berada di sekitar orang-orang tersebut. Energi positif dapat hilang, menjadikan suasana hati menjadi tidak keruan.
- Selalu Merasa Bersalah: Dalam pertemanan yang toxic, seseorang sering kali merasa berada dalam posisi yang salah, meskipun mereka telah melakukan hal yang benar. Teman yang toxic cenderung mencari kesalahan dalam setiap tindakan, membuat individu merasa bersalah tanpa alasan yang jelas.
Menghadapi situasi ini memang tidak mudah, tetapi selalu ada cara untuk mencoba memperbaikinya. Langkah-langkah berikut ini bisa membantu kamu untuk menjauhkan dalam toxic friendship:
Tetapkan Batasan
Untuk menetapkan batasan kamu dapat memulai dengan:
- Jelaskan Perasaan Kamu : Sampaikan dengan jujur bagaimana perilaku mereka memengaruhi Kamu.
- Tentukan Apa yang Diterima dan Tidak: Buat daftar perilaku yang dapat diterima dan yang tidak dalam hubungan tersebut.
- Konsisten: Setelah menetapkan batasan, pastikan untuk konsisten dalam menerapkannya.
Kurangi Interaksi
Jika setelah menetapkan batasan tidak ada perubahan positif, pertimbangkan untuk mengurangi interaksi dengan teman tersebut. Ini bukan berarti kamu harus memutuskan hubungan secara drastis, tetapi memberi diri kamu dendiri ruang untuk bernapas dan fokus pada hubungan yang lebih sehat. Beberapa cara untuk mengurangi interaksi:
- Batasi Waktu Bersama: Cobalah untuk tidak menghabiskan terlalu banyak waktu dengan mereka.
- Alihkan Perhatian ke Aktivitas Lain: Temukan hobi baru atau habiskan waktu dengan teman-teman lain yang lebih positif.
Cari Dukungan dari Teman Lain
Mencari dukungan dari orang-orang di sekitar kamu sangat penting saat menghadapi toxic friendship. Teman-teman yang positif dapat membantu memberikan perspektif baru dan mendukung keputusan Kamu. Berikut ini beberapa langkah untuk mendapatkan dukungan baik dari orang lain.
- Berbagi Cerita: Ceritakan pengalaman Kamu kepada teman dekat atau anggota keluarga yang dapat dipercaya.
- Bergabung dengan Komunitas: Cari kelompok atau komunitas yang memiliki minat sama untuk memperluas jaringan sosial kamu.
Pertimbangkan Mengakhiri Hubungan
Jika semua upaya telah dilakukan namun situasi tetap tidak berubah, mungkin saatnya untuk mempertimbangkan mengakhiri hubungan tersebut. Memutuskan untuk menjauh dari seseorang yang toxic bisa menjadi langkah sulit, tetapi penting untuk kesehatan mental kamu. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
- Evaluasi Manfaat vs. Kerugian: Tanyakan pada diri sendiri apakah hubungan ini memberikan lebih banyak manfaat atau justru kerugian.
- Siapkan Diri Secara Emosional: Mengakhiri hubungan bisa menimbulkan rasa kehilangan, jadi siapkan diri secara emosional.
Menghadapi toxic friendship bukanlah hal yang mudah, tetapi sangat penting untuk menjaga kesehatan mental dan emosional kita. Dengan mengenali tanda-tanda, menetapkan batasan, mengurangi interaksi, mencari dukungan dari orang lain, dan mempertimbangkan untuk mengakhiri hubungan jika perlu, kita dapat mengambil langkah-langkah positif menuju kehidupan yang lebih sehat dan bahagia.
Ingatlah bahwa mengakhiri toxic friendship bukanlah hal yang salah; malah, itulah langkah yang diperlukan demi kesehatan mental dan emosional mu. Selalu ingat bahwa persahabatan sejati adalah tentang saling mendukung dan menghargai, bukan sebaliknya. Jangan takut untuk memilih jalan yang lebih baik untuk dirimu sendiri.
Sumber:
https://www.calm.com/blog/toxic-friendships